Rekayasa Kebutuhan - Tugas 3

Boeing merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pesawat terbang yang sejak lama berdiri di Amerika Serikat. Sebelum tahun 2000-an Boeing selalu menjadi pilihan utama dalam Industri ini. Pada tahun 1970-an Boeing mulai bergerak di bidang pasar saham dan menuntut mereka untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan sumber daya yang lebih sedikit. Sekitar 5000 Pegawai Boeing diberhentikan sehingga kualitas dari pesawat yang dihasilkan makin memburuk. Pada tahun 2000-an muncullah Airbus, perusahaan Eropa yang mampu bersaing bahkan mengalahkan penjualan Boeing. 

Model Pesawat buatan perusahaan pembuatan pesawat Boeing ini dibuat untuk menyaingi pesawat buatan Airbus lebih tepatnya model pesawat Airbus A320neo yang diluncurkan pada 2010 yaitu pesawat jet satu-lorong yang diberikan mesin baru untuk meningkatkan kehematan pembakaran bahan bakar dan efisiensi operasi. Satu tahun berikutnya lebih tepatnya pada tanggal 30 Agustus 2011, Boeing berhasil membuat saingan pesawat tersebut dengan menamakanya Boeing 737-MAX. Boeing mengklaim 737 MAX membakar bahan bakar 16% lebih rendah dari Airbus A320 saat ini, dan 4% lebih rendah dari Airbus A320neo.

Pada tanggal 29 Oktober 2018, Insiden Lion Air terjadi, pesawat 737 MAX 8 jatuh pada perairan laut Jawa setelah 13 menit lepas landas. keseluruhan 189 penumpang dan kru dinyatakan tewas, insiden ini adalah insiden pertama pesawat Boeing 737-MAX. Selang 5 bulan tepatnya tanggal 10 Maret 2019 insiden melibatkan pesawat model ini terjadi lagi pada Ethiopian Airlines setelah 6 menit lepas landas. Semua 149 penumpang dan 8 kru tewas pada tempat padahal pesawat tersebut pada waktu itu baru berumur 4 bulan. The Guardian melaporkan "Penerbangan memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas", berdasarkan tweet dari layanan pelacakan penerbangan Flightradar24. Jatuhnya pesawat ini diduga disebabkan oleh adanya sistem baru pada Boeing model tersebut yaitu MCAS.


Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS)

Insinyur mengamati kecenderungan hidung pesawat untuk naik ke atas selama manuver ekstrem tertentu. Setelah upaya lain untuk memperbaiki masalah gagal, solusi yang mereka dapatkan adalah perangkat lunak — Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) — yang akan menggerakkan permukaan kontrol yang kuat di bagian ekor untuk mendorong hidung pesawat ke bawah

Analisis Permasalahan MCAS

1. Tidak Adanya Edukasi dan Pelatihan terhadap Sistem baru
Salah satu alasan kenapa control system MCAS membuat pesawat jatuh yaitu dikarenakan tidak adanya dokumentasi dan training dari pihak Boeing untuk para kru pesawat, terutama kepada pilot. Bahkan beberapa pilot mengakui bahwa tidak mengetahui adanya sistem tersebut pada Boeing 737-Max Dokumentasi dan training merupakan contoh dari non functional requirements yang seharusnya dipenuhi oleh Boeing dikarenakan sudah merupakan kewajiban dari Boeing untuk menjelaskan mengenai sebuah fitur baru kepada pilot sebelum lepas landas mengenai pesawat. 
2.  Desain Sistem MCAS Buruk
berikut penjelasan desain MCAS yang bermasalah :
- Pertama, sistem dipicu oleh sinyal dari sensor tunggal, baling-baling angle-of-attack (AOA), tanpa redundansi.
- Kedua adalah bahwa, meskipun MCAS seharusnya aktif dalam keadaan ekstrim yang jarang terjadi, desain memungkinkannya untuk aktif berulang kali jika baling-baling AOA tetap rusak.
- Ketiga, sistem diberi otoritas yang tidak perlu. MCAS dapat menggerakkan ekor horizontal untuk mendorong hidung jet ke bawah dengan kekuatan yang cukup untuk mengatasi perintah yang berlawanan dari pilot yang menarik kembali kolom kontrol.
- Keempat, Boeing berasumsi bahwa pilot akan menyadari apa yang salah dan bereaksi dengan tepat dalam waktu empat detik.

Bahkan mirisnya, saat sensor otomatis bekerja, pilot bisa membatalkannya dengan waktu maksimal 10 menit, jika tidak dimatikan pesawat akan jatuh dengan bagian kepala dibawah.

Comments

Popular Posts